Sabtu, 18 April 2015

EKONOMI

PRODUKSI
kali kita akan membahas mengenai Produksi di mata ilmu ekonomi

A.    Definisi
a.         Produksi adalah kegiatan yang dapat menimbulkan tambahan manfaat atau faedah baru (faedah bentuk, faedah waktu, faedah tempat).
b.         Produk adalah hasil dari kegiatan produksi yang berupa barang dan jasa.
c.         Produsen adalah orang, badan atau lembaga-lembaga yang menghasilkan produk.
d.         Produktifitas adalah suatu perbandingan dari kegiatan yang seharusnya.
B.     Faktor-Faktor Produksi
1). Faktor Produksi Alam
Faktor produksi alam adalah semua kekayaan yang tersedia di alam yang dapat digunakan dalam proses produksi.
Faktor produksi asli terdiri dari berikut ini:
a. Tanah
b. Air
c. Udara
d. Barang tambang
2). Faktor Produksi Tenaga Kerja
Faktor produksi tenaga kerja adalah faktor produksi insani yang secara langsung atua tidak menjalankan kegiatan produksi.
Tenaga kerja dapat dikelompokkan berdasarkan kualitas dan sifat kerjanya:
a.      Tenaga kerja menurut kualitas tenaga kerja
·  Tenaga kerja terdidik, yaitu tenaga kerja yang memerlukan pendidikan tertentu sehingga memenuhi keahlian di bidangnya, contohnya dokter dan akuntan.
· Tenaga kerja terampilm yaitu tenaga kerja yang memerlukan kursus atau keahlian di bidang tertentu sehingga terampil di bidangnya, contohnya montir, sopir dan tukang las.
· Tenaga kerja tidak terdirik dan tidak terlatih, yaitu tenaga kerja yang tidak melalui pendidikan dan latihan, misal tukang sapu.
b.      Tenaga kerja menurut sifat kerja
· Tenaga kerja rohani, yaitu tenaga kerja yang menggunakan pikiran rasa dan karsa, misal guru, konsultan dan pengacara.
· Tenaga kerja jasmani yaitu tenaga kerja yang menggunakan kekuatan fiisk dalam kegiatan produksi, misalnya pengayuh becak dan kuli pasar.
3). Faktor Produksi Modal (Turunan)
Faktor produksi modal adalah benda-benda hasil produksi yang digunakan untuk proses barang dan jasa lain.
Fungsi faktor produksi modal adalah sebagai penunjang dalam mempercepat atau menambah kemampuan dalam memproduksi. Modal dapat digolongkan berdasarkan sumbernya, berikutnya didasarkan pemilikan dan berdasarkan sifatnya.
a. Pembagian modal atas dasar sumber
1) Modal sendiri, yaitu modal yang berasal dari dalam perusahaan sendiri, misal setoran modal dari pemilik.
2) Modal asing, yaitu modal yang bersumber dari luar perusahaan, misal pinjaman dari bank atau hasil penjualan obligasi.
b. Pembagian modal atas dasar bentuk
1) Modal konkret, yaitu modal yang dapat dilihat secara nyata dalam proses produksi, misal mesin, gedung, mobil dan peralatan.
2) Modal abstrak, yaitu modal yang tidak memiliki bentuk nyata tetapi mempunyai nilai bagi perusahaan, contoh hak paten, hak merek.
c. Pembagian modal atas dasar pemilikan
1) Modal individu (perorangan), yaitu modal yang sumbernya dari perorangan dan hasilnya menjadi sumber pendapatan bagi pemiliknya, misal sewa rumah, bunga tabungan.
2) Modal masyarakat (umum), yaitu modal yang dimiliki oleh pemerintah dan digunakan untuk kepentingan umum dan digunakan untuk kepentingan umum dalam proses produksi misal pelabuhan, pasar, rumah sakit umum.
d. Pembagian modal menurut sifat
1) Modal tetap, yaitu jenis modal yang dapat digunakan secara berulang-ulang, misal mesin, bangunan pabrik.
2) Modal lancar, yaitu modal yang habis digunakan dalam satu kali proses produksi, misal bahan baku.

4). Faktor Produksi Keahlian (Skill) atau Kewirausahaan
Faktor produksi keahlian (skill) atau kewirausahaan adalah keahlian seorang pengusaha untuk mengelola faktor-faktor produksi secara efektif dan efisien dalam menghasilkan barang dan jasa. Hal-hal pokok yang harus dikuasai pengusaha dalam melakukan kegiatan produksi yaitu sebagai berikut.
a.       Planning atau perencanaan
Planning mencakup penetapan tujuan, penyusunan strategi, rencana modal dan biaya, strategi bisnis, visi dan misi, serta kebijakan alternative.
b.      Organizing atau pengorganisasian
Mencakup pengelolaan semua sumber daya yang ada untuk mencapai tujuan perusahaan yang meliputi struktur organisasi, spesialisasi kerja, hubungan kerja.
c.       Actualing atau Pengarahan
Mencakup pengarhaan dan bimbingan serta motivasi terhadap karyawan dalam menjalankan tugas masing-masing meliputi pengawasan tugas pekerjaan.
d.      Controlling atau Pengawasan
Mencakup kesesuaian pelaksanaan pekerjaan dengan tujuan perusahaan terhadap pekerjaan masing-masing bagian.

C.    Seluk Beluk Proses Produksi
Proses produksi adalah rangkaian kegiatan pembentukan, mengubah dan menciptakan untuk meningkatkan nilai suatu barang. Proses produksi merupakan kegiatan yang dominan dilakukan oleh perusahaan industri. Proses ini diawali dengan penyediaan bahan baku. Bahan baku yang telah dipersiapkan, kemudian diolah dengan menggunakan tenaga manusia serta mesin dan ditambah bahan-bahan pembantu. Kegiatan ini berlanjut sampai akhirnya terbentuk barang jadi yang siap dipasarkan.
Dalam melakukan proses produksi ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan, antara lain sebagai berikut :
a. Sifat proses produksi
1) Proses produksi yang terputus-putus
Proses produksi yang dilakukan atas dasar jumlah pesanan yang diterima oleh perusahaan. Di sini proses produksi tidak dilakukan berdasarkan pada ramalan penjualan dan jumlah produk yang dibuat perusahaan, biasanya sedikit tergantung pada pesanan yang masuk ke perusahaan.
2) Proses produksi yang terus-menerus
Proses produksi yang dilakukan berdasarkan pada ramalan penjualan dan bukan berdasarkan jumlah pesanan yang masuk. Proses produksi yang terus-menerus dilakukan untuk memenuhi kebutuhan pasar, sehingga jumlah produk yang dibuat pada umumnya banyak.
Ada begitu banyak cara dalam mengklasifikasikan proses produksi, namun dalam hal pengklasifikasian sistem produksi, secara umum sistem produksi sering hanya dikelompokkan menjadi dua kategori, yakni:
1.      Production to order, misalnya pabrik mesin jet, yang hanya akan berproduksi bila ada pesanan dari perusahaan aircraft.
2.      Production to stock, misalnya pabrik radio, berproduksi salah satunya untuk tujuan-tujuan pengadaan persediaan.
Perbedaan pokok antara sistem produksi berdasarkan pesanan dan sistem produksi untuk persediaan, dapat dilihat dari fokus kegiatan manajemen produksi/operasi kedua sistem tersebut. 
Fokus kegiatan manajemen produksi/operasi dari sistem produksi untuk pesanan antara lain:
1.      Scheduling merupakan hal yang kritis. Sulit karena setiap pekerjaan atau pesanan bisa jadi memiliki karakteristik pemrosesan yang unik.
2.      Memerlukan pengadaan bahan yang relatif luas atau banyak ragamnya untuk persediaan guna mengantisipasi pesanan yang sifatnya uncertainty.
3.      Persediaan barang jadi tidak menjadi  hal yang penting.
Sementara fokus kegiatan manajemen produksi/operasi dari sistem produksi untuk persediaan adalah:
1.      Forecasting merupakan hal yang penting dan utama.
2.      Pengendalian persediaan sangat penting dalam sistem produksi untuk persediaan, khususnya dalam perencanaan pembelian dan pengiriman bahan baku dan komponen.
3.      Produksi dalam jumlah besar item persediaan bersifat lebih terstruktur.
b. Jenis dan mutu produk yang akan diproduksi :
Untuk menentukan jenis dan mutu produk, ada beberapa hal yang harus dipertimbangkan, yaitu :
1) Produk termasuk produk tahan lama atau tidak,
2) Bagaimana mutu produk,
3) Bagaimana sifat permintaan konsumen terhadap produk yang akan dibuat,
4) Produk yang akan diproduksi termasuk consumers goods atau produciens goods.
c. Jenis produk (baru atau lama)
Seorang wirausahawan perlu mempertimbangkan dan memperhatikan jenis produk. yang disertai pencertian tentang:
1) lokasi, apakah perusahaan perlu berdekatan dengan sumber bahan baku atau dekat dengan pasar.
2) Berapa jumlah produk yang akan diproduksi,
3) Bagaimana sifat permintaan terhadap produk, apakah musiman atau sepanjang masa.
d. Pengendalian proses produksi
Pengendalian proses produksi menyangkut beberapa masalah tentang perencanaan dan pengawasan proses produksi di dalam perusahaan.
Wirausahawan harus menetapkan produk apa dan berapa jumlah yang akan diproduksi pada suatu periode yang akan datang, bagaimana penyelesaian proses produksi, kapan proses produksi akan dimulai dan kapan akan selesai. Untuk kelancaran proses produksi. hendaknya semua itu direncanakan, dikoordinir dan dikendalikan dengan baik oleh wirausahawan.
Adapun tahapan-tahapan yang perlu dipertimbangkan adalah sebagai berikut :
1) Routing
Menetapkan dan menentukan urutan-urutan proses produksi, dari bahan mentah sampai menjadi akhir, termasuk di dalamnya mempersiapkan alat-alat yang akan digunakan.
2) Schedulling
Menetapkan dan menentukan jadwal kegiatan proses produksi yang disinergikan sebagai suatu kesatuan. Dari schedulling akan diketahui penggunaan waktu pada setiap pemrosesan produksi.
3) Dispatching
Menetapkan dan menentukan proses pemberian perintah untuk melaksanakan operasi proses produksi yang sudah direncanakan dalam routing dan sehedulling.
4) Follow up
Menetapkan dan menentukan berbagai kegiatan agar tidak terjadi penundaan dan mendorong terkoordinasinya seluruh perencanaan proses produksi.

D.    Jenis dan Kualitas Produk/Jasa
a. Jenis produk/Jasa
Pada umumnya, setiap perusahaan menghasilkan dan memasarkan bermacam-macam jenis produk, sehingga setiap perusahaan sebelum memulai usahanya sudah mengambil keputusan berkaitan dengan penentuan macam dan jenis produk apa saja yang akan diproduksi.
Pertimbangan perusahaan sebelum menentukan produk yang dihasilkan itu dikarenakan meningkatnya perkembangan teknologi dan pengetahuan konsumen. Suatu jenis produk tertentu biasanya mempunyai ciri-ciri spesifik ukuran, harga, dan atribut lainnya. Penentuan macam dan jenis produk yang akan diproduksi didasarkan atas pertimbangan pengaruh adanya kombinasi produk terhadap keuntungan, penguasaan pasar, posisi pasar, selera, dan keinginan konsumen terhadap jenis produk. Tanpa melihat itu, bisa dipastikan produk kita menjadi produk yang tersisih di pasar.
Demikian juga bagi perusahaan yang menghasilkan produk berupa jasa. Perusahaan harus mempertimbangkan keuntungan yang didapat dari jasa yang diberikan, selera dan keinginan, serta permintaan konsumen terhadap jasa yang kita tawarkan. Untuk itu, perusahaan penghasil produk jasa harus selalu berusaha melakukan inovasi terhadap jenis jasa yang benar-benar dibutuhkan konsumen.
1) Jenis produk, berupa barang dapat dibedakan sebagai berikut :
a) Jenis produk barang yang diperdagangkan
b) Barang-barang consumers goods.
c) Barang-barang industri goods.
2) Jenis produk berdasarkan tujuan pemakainya terdiri atas berikut ini :
a) Shopping goods
Barang yang memerlukan pertimbangan kualitas, harga, gaya kemasan, dan jenis, contohnya TV, jam tangan, kulkas, permata, dan sebagainya.
b) Conviniencegoods
Barang konsumsi yang sifatnya mudah dicari bila diperlukan setiap saat dan tersedia di toko/warung terdekat, contohnya es krim, rokok, sabun, gula, permen, dan sebagainya.
c) Specialitygoods
Barang kebutuhan konsumen, tetapi memerlukan pelayanan khusus dan terdapat di toko/tempat tertentu, contohnya mobil mewah, jam tangan mewah, permata, dan sebagainya.
d) Unsought goods
Barang yang tidak dicari dan pemasarannya dengan mendatangi konsumen, misalnya ensilopedia.
3) Kualitas produk/jasa
Setiap produk yang dihasilkan tentu tidak bisa dipisahkan dengan manfaatnya sebagai pemenuh kebutuhan konsumen. Manfaat suatu produk umumnya diukur dengan kegunaan optimal dan keputusan konsumen, yang merupakan refleksi kualitas dari produk tersebut.

E.     Merancang Proses Produksi
Proses produksi merupakan suatu cara, metode maupun teknik penciptaan faedah baru dari suatu produk. Seorang wirausahawan di dalam melaksanakan proses produksi sebelumnya harus menentukan dengan jelas ciri-ciri, syarat-syarat dan faktor perencanaan operasi produksi. Hal ini sangat penting agar proses produksi bisa berjalan dengan lancar dan tujuan perusahaan untuk mendapatkan laba pun berhasil.
a. Ciri-ciri perencanaan proses produksi
1) Perencanaan proses produksi harus mengarah pada kegiatan pada masa-masa mendatang.
2) Perencanaan proses produksi harus mempunyai jangka waktu tertentu.
3) Perencanaan proses produksi harus mempersiapkan tenaga kerja, mesin-mesin, bahan baku, metode pengerjaan, modal, dan sebagainya.
4) Perencanaan proses produksi harus dapat mengkoordinir kegiatan produksi dengan kegiatan bagian lain.
5) Perencanaan proses produksi harus dapat menentukan jumlah produk, jenis produk, kualitas produk, warna produk, ukuran produk, bentuk produk, dan sebagainya.
b. Syarat-syarat perencanaan proses produksi
1) Perencanaan proses produksi harus disesuaikan dengan tujuan perusahaan.
2) Perencanaan proses produksi harus sederhana, mudah dimengerti dan dapat dilaksanakan.
3) Perencanaan proses produksi harus memberikan analisis dan klasifikasi kegiatan.
c. Persiapan perencanaan proses produksi
Adapun persiapan perencanaan operasi produksi meliputi hal-hal sebagai berikut :
1) Prosedur persiapan
Sebelum wirausahawan menentukan produk apa yang akan dibuat, terlebih dahulu wirausahawan perlu menimba gagasan dari para konsumen dan mengajak karyawan untuk berpartisipasi memikirkan produk yang akan diproduksi.
2) Penyaringan gagasan
Setelah banyak menemukan gagasan yang bagus dari konsumen ditambah sumbangan pikiran dari para karyawan, maka wirausahawan harus menyaring dan memilih gagasan yang baik.
3) Analisis gagasan
Selanjutnya, wirausahawan mengadakan analisis terhadap gagasan proses produksi dari berbagai macam usaha. Analisis gagasan itu dilakukan untuk mengetahui
a) potensi permintaan terhadap produk,
b) jumlah omset penjualan,
c) kemampuan produk yang mendatangkan laba.
4) Percobaan produk
Tahap selanjutnya adalah, wirausahawan mewujudkan gagasan ke dalam tindakan kongkret, yaitu menciptakan produk sesuai gagasan. Produk itu harus bisa dipertanggung jawabkan, baik secara teknis maupun komersial.
5) Uji coba produk
Produk yang telah dibuat, kemudian diteliti dan diuji mengenai kelemahan produk, kesalahan dalam pembuatan (bila ada), cacat tidaknya dan bermanfaat tidaknya produk yang dibuat. Setelah diuji, diharapkan produk benar-benar bisa dipertanggungjawabkan kepada konsurnen.
6) Komersialisasi
Merupakan tahap memperkenalkan produk yang telah diproduksi kepada para konsumen. Di dalam tahap ini, wirausahawan berusaha agar produknya benar-benar bisa diterima oleh konsumen, diantaranya dengan cara melaksanakan pemberian merek produk, membuat kemasan produk semenarik mungkin, menentukan harga sebijaksana mungkin, melakukan promosi dan pendistribusian.Agar kegiatan proses produksi dapat dilaksanakan dengan baik, maka dalam proeses produksi perlu dilakukan pengawasan dan pengendalian.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar